Friday, November 25, 2011

HAMA PENGGEREK BATANG / SUNDEP / BELUK

BEBERAPA JENIS PENGGEREK BATANG PADI / SUNDEP & MUSUH ALAMINYA

HAMA PENGGEREK BATANG / SUNDEP / BELUK

Hama ini sering kali muncul dengan populasi yang  meluas dan  biasanya pada massa masuk musim tanam 2 ( kedua ) setelah Musim Tanam Penghujan ( MP ), Dan gejala ini biasanya muncul dari awal masa pembenihan dengan ditandai munculnya Kaper / Kupu ( Ngengat ) kecil dan agak panjang yang berwarna coklat, putih, kuning, dengan ukuran sekitar  panjang 2,5 cm.

contoh gambar sundep

























Dari populasi inilah hama sundep atau penggerek batang berasal,,,  serangga ini bertelur dan letak dari telur itu berada dibawah permukaan daun yang mendekati pangkal daun dan  sering tidak nampak atau lolos dari  penglihatan kita pada umumnya,

gambar telur

















Dari telur ini menetaskan larva dalam jumlah ratusan untuk tiap rumpunnya,,
larva mulai menyerang awalnya pada akar saat fase tanaman atau pembenihan yang masih muda, kemudian mulai menggerek dan masuk ke batang padi untuk tanaman pada fase vegetatif tanaman akan mulai menguning dan mati, karena batang telah tergerek dan saat dicabut batang sangat mudah sekali putus, untuk tanaman fase generatif buah yang dihasilkan berwarna putih dan hampa tidak berisi karena batang telah putus akibat serangan larva / ulat dan bersarang didalam batang padi itu sendiri.

serangan sundep










hama ini selain menyerang tanaman padi juga menyerang pada tanaman jagung, dan juga tanaman buah - buahan lainnya seperti cengkeh, durian, kakao dan lain - lainnya.selengkapnya

JENIS DAN CARA MENGATASI HAMA PADA CABE

1. ULAT GRAYAK


Hama yang satu ini memang sering kali dikenal sebagi salah satu hama atau ulat yang paling rakus diantara dari berbagai jenis hama ulat yang lainnya, Dia memakan mulai dari daun baik yang masih muda / pucuk daun maupun yang sudah tua, bahkan juga buahnya pun tak luput jadi mangsanya dan mengakibatkan buah cabe jadi berlubang sehingga tidak layak jual dipasaran, jika tanaman yang sudah terserang tidak segara ditangani maka besar kemungkinan tanaman akan gundul karena serangan hama tersebut, aktivitas dari hama ini biasanya dimalam hari, dan ketika terkena sinar matahari hama ini akan bersembunyi dibawah permukaan daun atau bersarang dibawah permukaan mulsa plastik hingga terbenamnya matahari.

Untuk Pengendaliannya ;  
  1. Musnahkan larva ataupun pupa yang terdapat pada daun yang terserang dengan cara memungut daun tersebut dan buang jauh dari tanaman
  2. Sanitasi lahan / bersihkan lahan dari gulma,karena biasanya gulma dapat dijadikan sebagai sarang persembunyian segala hama pada siang hari
  3. Jika serangan sudah nampak membahayakan bisa dilakukan dengan penyemprotan insektisida serta campurkan dengan perekat atau jenis perekat penembus, karena hama ini mempunyai lapisan kulit yang seperti lilin jika larva sudah mencapai stadia 3 - 4

2. ULAT TANAH

Keberadaan hama ini biasanya ditandai dengan ditemukannya tanaman yang mudah roboh karena  terpotongnya  pangkal batang sebagai penyangga utama tanaman / pohon, hama ini biassanya menyerang pada tanaman yang masih muda atau batang yang masih kecil

Untuk Pengendaliannya  ;
  1. Pungut satu persatu ulat tersebut dan musnahkan
  2. Semprotkan Insektisida pada pangkal batang  
  3.  
3. LALAT BUAH

Hama ini sering kali beraktifitas pada saat malam hari atau saat tidak ada sinar matahari yang secara langsung, gejala yang nampak terhadap serangan hama ini ialah ditemukannya tanda bintik - bintik hitam pada pangkal buah ataupun pada buahnya itu sendiri, dari bintik - bintik atau lubang bekas sengatannya lalat ini kemudian meninggalkan telur atau dijadikannya sebagai sarang telurnya, hal ini menyababkan buah berwarna bercak bercak bulat dan membususuk tak lama kemudian jadi rontok.

Untuk Pengendaliannya ;
  1. Atur pola tanam atau pergiliran tanaman guna untuk memutus rantai perkembangan lalat buah tersebut
  2. Bersihkan / musnahkan semua buah yang sudah terinfeksi dari sengatannya dari lokasi tanaman
  3. Gunakan perangkap metil eugenol dengan cara masukkan metil eugenol tersebut dalam kapas ke botol bekas air mineralyang telah diolesi dengan minyak goreng atau diberi air dan pasang tiap 1 meter pada lahan dintara pohon cabe
  4. Dapat juga menggunakan perangkap kuning seperti halnya pada hama trhrip, karena pada umumnya serangga - serangga tersebut sangat menyukai warna - warna yang mencolok
  5. Jika serang sudah diambang batas pengendalian bisa dilakukan dengan penyemprotan menggunakan insektisida 

4. THRIPS

Gejala atau kehadiran dari hama ini biasanya dengan munculnya tanda strip - strip pada daun yang berwarna putih silver keperakan. hal ini terjadi karena akibat adanya luka pada daun akibat dari cara makan / serangan hama thrips, Dan kemudian noda strip yang ditinggalkan tersebut lama kelamaan akan berubah warna menjadi coklat muda. dan yang paling membahayakan akibat serangan hama Thrips ini adalah selain sebagai hama perusak hama ini juga bisa dikategorikan sebagai currier atau pembawa bibit penyakit ( berupa virus ) yang menyababkan penyakit pada tanaman

Untuk Pengendaliannya ;
  1. Atur pola tanam pada cabe, dimana jika sudah diketemukan serangan ini pada tanaman yang sebelumnya, hendaknya untuk  mengundur waktu tanam cabe pad jangka waktu yang agak lama atau bisa juga digantikan jenis tanaman lainnya, dan lakukan pergiliran tanaman cabe dalam jangka waktu ysng bertahap atau selisih waktu yang agak lama
  2. Gunakan perangkap warna kuning dan lapisi dengan perekat atau lem yang sudah tercampur dengan isektisida
  3. Apabila serangan sudah membahayakan lakukan dengan penyemprotan racun serangga yang sudah direkomendasi oleh dinas - dinas terkait 

5. TUNGAU

Gejala dari serangan hama ini ditunjukkan dari perubahan pada daun yaitu ; warna daun kuning kemerahan, bentuk daun yang menggulung kebawah, pucuk dari daun senantiasa rontok karena mengering seperti terbakar, tepi daun menjadi kriting. Hal ini disebabkan tungau menyerang denagn cara menghisap cairan daun pada permukaan bagian bawah, bahkan tungau juga menyerang bunga maupun pentil dari buah tersebut.

Untuk Pengendliannya ;

Lakukan penyemprotan dengan insektisida terutama pada bagian bawah permukaan daun, karena tungau baisa bersarang di bawah permukaan daun tersebut.
Sanitasi lahan juga amat sangat membantu dalam hal pengendalian hama ini.  

6.  HAMA PENGGOROK DAUN / LARVA PEMAKAN DAUN

Hama ini berupa larva / ulat yang berukuran kecil dan menyerang langsung pada jaringan didalam daun  dan menyerang pada daun baik yang masih muda maupun sudah tua, Gejala yang timbul yaitu nampak pada daun yang membentuk seperti ukir - ukiran layaknya batik dampak putih transparan pada lembaran daun.

Untuk Pengendaliannya ; 
Lakukan penyemprotan langsung dengan insektisida yang daya kerjanya sistemik.

 7. KUTU DAUN KAPAS

Serangan hama ini tak ubahnya  sama dengan serangan hama tungau yaitu dengan menghisap cairan pada tanaman dan hama kutu daun kapas ini nampak seperti serbuk - serbuk putih yang melekat pada daun. Daun yang terserang akan berubah menjadi keriput dan pertumbuhannya pun jadi terhambat, dan jika dibiarkan tanaman lama kelamaan akan mati.

Untuk Pengendaliannya ; Lakukan secara langsung dengan menggunakan insektisida

8. KUTU DAUN PERSIK

Kutu ini sering kali kita jumpai pada pucuk tanaman cabe, Ia menghisap cairan daun yang masih muda, tangkai atau pangakal daun yang masih muda dan juga tangkai dari bunga yang masih terdapat banyak kandungan mineral dan kadar air yang banyak dan masih segar. secara langsung serangan hama ini tanaman akan menjadi keriput, tumbuhnya kerdil, warna daun kekuning - kuningan, daun terpuntir, layu dan cenderung mati. perkembangbiakan  kutu biasanya berkelompok dan juga bersarang dibawah permukaan daun yang masih muda adn lalu menghisap cairan secara langsung sebagai sumber makanannya. Cairan kotoran yang dikeluarkan dari serangga ini mengandung madu sehingga dapat memicu tumbuhnya cendawan jenis embun jelaga pada daun yang dapat menghambat proses dari fotosintesis tanaman.

Untuk Pengendaliannya ;
  1. Sanitasi lahan / bersihkan gulma dan cabut tanaman yang terserang kemudian bakar / musnahkan 
  2. Gunakan kain kassa / kelambu sebagai pelindung saat persemaian, hal ini untuk menekan serangan kutu daun atau gejala awal yang timbul
  3. Gunakan perangkap air dan kasih pewarna kuning secukupnya dan kemudian taruh tanaman satu dengan yang lainnya sejak tanaman berusia 2 minggu
  4. Pemanfaatan agen hayati seperti ; Parasitoid Aphidius, Kumbang Coccinela Transversalis, Menochillus Sexmaculata, Chrysopa, Pantogen Entomophthora, Verticilliu, dan lain - lainnya
  5. Jika kondisi mengkhawatirkan lakukan dengan penggunaan insektisida

9. TUNGAU KUNING

Tungau kuning ini serangannya pada tanaman cabe sama persisnya dengan tungau maupun trhips yaitu menghisap cairan tanaman dan terdapat di bawah permukaan bawah daun dan menimbulkan kerusakan pada daun seperti ; terjadinya perubahan bentuk pada tanaman, warna daun seperti tembaga / kecoklatan dan menebal, posisi daun terpuntir, menyusut dan cenderung keriting, tunas dan bunga rontok. diawal musim kemarau biasanya serangan hama ini bersamaan dengan serangan trhrips dan kutu daun.

Untuk Pengendaliannya ;
  1. Sanitasi lahan dan terutama tanaman yang sudah terserang, bersihkan semua gulma disekitar area tanaman yang yang terserang tersebut
  2. Pengendalian secara alami / hayati bisa dengan memanfaatkan predator - predator / musuh alami serangga tersebut diantaranya ; entomopatogen hirsutella, chrysopidae dan lain - lainnya
  3. Jika serangan sudah mengkhawatirkan segera lakukan penyemprotan dangan insektisida yang aman bagi predator alami musuh dari serangga tersebut.

    Friday, November 18, 2011

    TEKHNIK DAN INOVASI TANAM PADI

     TEKNIK BUDIDAYA PADI SISTEM  SRI ( SISTEM RICE INSTITUT )

    Bagi Indonesia  pangan  adalah penentu  kesejahteraan  sebagian  besar penduduk pedesaan yang mata pencahariannya pada  “on  farm”yang terdiri atas petani berlahan sempit dan  buruh tani. Di Indonesia  ketahanan  pangan  dicerminkan  antara lain  oleh ketahanan  komoditi beras  yang merupakan  komoditas pangan  paling strategis di Indonesia. Berkaitan  dengan  kebijakan pemerintah untuk  memprioritaskan  pembangunan Indonesia khususnya bagi wilayah yang sumber daya airnya terbatas, sejak tahun 1990 dibentuklah  Small Scale  Irrigation  Management Project (SSIMP). Dengan  SSIMP yang menjadi Decentralized Irrigation System Improvement Project (DISIMP) dikembangkan padi SRI di Indonesia. Untuk  itu  Direktorat  Jenderal Sumber  Daya Air Departemen  Pekerjaan  Umum  melalui Direktorat Irigasi mengadakan  One  Day Seminar  On  The System  of  Rice Intensification  (SRI)  Making Land,  labor, Water  and  Capital More Productive for Meeting Food Needs  di Jakarta  (14/01/08). Acara  tersebut dihadiri oleh  Sesditjen  SDA Departemen  PU,  Eddy  Djayadiredja, Kasubdit Pemanfaatan  Air  Tanah Direktorat Irigasi Ditjen SDA, Syahrial Achmad, Nippon Koei,  Cornell University USA,  Norman  T. Uphoff dan para pakar bidang SDA.

    Dalam kata sambutan Direktur Irigasi yang diwakili oleh Syahrial Achmad menjelaskan tentang perlunya untuk melakukan upaya strategis untuk mencapai target peningkatan produksi beras guna menjaga  kelangsungan  swasembada  pangan.  Peningkatan produksi bidang  pertanian diantaranya dilakukan  dengan  penyebaran  bibit unggul, pemberian  pupuk  dan  pestisida disamping kinerja pengelolaan  air  irigasi melalui penguatan klembagaan P3A serta memperbaiki bidang pasca panen. Sebenarnya  Indonesia  telah  diperkenalkan  metodologi  budidaya padi yang  mampu meningkatkan produksi secara drastis.  Namun  hanya  perlu  input produksi yang kecil seperti air, irigasi,  benih pupuk  kimia  dan  biaya produksi lainya. Metodologi ini dinamakan  System of Rice Instensification atau yang lazim disingkat SRI. 

    SRI adalah teknik budidaya padi inovatif yang diketemukan tahun 1980­an oleh seorang biarawan Perancis bernama Henri de Laulanié. Pada sekitar tahun 1980­an metodologi ini hanya berkembang terbatas di Madagaskar, tempat  Laulanié mengabdikan  dirinya sejak  tahun  1961. Menjelang  akhir tahun 1990­an,  SRI mulai mendunia berkat  usaha keras Prof. Dr. Norman Uphoff, mantan Direktur Cornell International Institute for Food,

    Agriculture and Development (CIIFAD), Cornel University, Amerika Serikat. Pada  tahun 1997, Prof. Norman Uphoff memberikan presentasi di Bogor. SRI saat ini sedang  dalam  ”  sedang berjalan” dan  belum  selesai .  Metode  SRI memungkinkan petani untuk :
    1.  Meningkatkan produksi padi lebih dari 50 %
    2.  Mengurangi input dan biaya antara lain ;
         a.  Bibit – mengurangi antara 80 % ­ 90 %
         b.  Pemberian air Irigasi antara 25% ­ 50 %
         c.  Pupuk kimia – dikurangi atau ditiadakan
         d.  Beras yang dihasilkan lebih tinggi .

    Menurut Norman  Uphoff  SRI tujuan  utamanya  adalah  PRODUCTIVITY  tidak  hanya meningkatkan HASIL . SRI dalam waktu sama akan menghasilkan produktifitas  antara lain :
    ·  Hasil per­unit area lebih tinggi
    ·  Hasil kerja perhari yang didapat buruh lebih tinggi .
    ·  Lebih banyak tanaman yang mendapat dengan metode SRI
    ·  Mendapat keuntungan yang lebih tinggi .

    Lima (5) dasar simple dari SRI yang mendasar yaitu :
    1.  Menggunakan bibit muda : untuk melindungi pertumbuhan potensial
    2.  Spasi yang lebar dengan menggunakan bibit tunggal
    3.  Memperhankan tanah basah tetapi tidak menggenang
    4.  Mempertinggi soil organic
    5.  Sirkulasi dalam tanah terjaga semaksimal mungkin

    Dari pengalaman SRI di negara Banglades,  Cambodia,  China,  Indonesia, Nepal, Srilangka  Vietnam bahwa rata - rata terjadi peningkatan  untuk hasil  padi sebesar rata  52 %  untuk  pemberian  air  berkurang 40 %  ,  biaya yang  bisa  dihemat antara 25 %  dan income yang didapat sebesar rata 128 %.

    Tuesday, November 15, 2011

    BEBERAPA JENIS PENGGEREK BATANG PADI / SUNDEP & MUSUH ALAMINYA

               Pada  umumnya  para  petani  kurang  banyak  mengetahui  jenis - jenis  penyakit maupun  hama  pada tanaman  padi  walaupun  mereka  hampir  waktu  kesehariannya dihabiskan  disawah. Namun  karena  kurangnya  pengatahuan  tentang  jenis - jenis  hama maupun  penyakit  pada  tanaman  khususnya  padi, bisa  mengakibatkan  kegagalan panen.
               saat  ini  pemerintah  begitu  besar  perhatiannya  kepada  petani  guna  memberikan penyuluhan  tentang  budidaya  tanaman  padi  secara teknis, untuk  mendukung  program nasional  ketahanan  pangan.

     .BEBERAPA JENIS  HAMA PENGGEREK PADI / BATANG PADI / SUNDEP /  BELUK

    pengerek batang padi

    1. Penggerek Batang Padi Putih(Tryporyza innotata)

    Tryporyza innotata dinamakan penggerek batang padi putih karena ngegatnya berwarna putih. Dahulu hama ini dikenal hama yang menghuni hamparan sawah tadah hujan. Hama ini dominan didaerah tadah hujan karena hama ini mampu berpuasa 3 sampai 6 bulan pada saat tanah sedang kering dan tidak ada tanaman padi. Namun demikian hama ini justru lebih banyak ditemukan didaerah berpengairan teknis seperti di jalur pantura (pantai utara jawa). Perubahan perilaku ini diduga merupakan akibat dari pembangunan saluran irigasi dan pengaruh pestisida yang digunakan secara terus menerus.

    2. Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpopaga incertulas)

    Scirpopaga incertulas atau disebut juga Tryporyza incertulas dikenal sebagai penggerek batang padi kuning karena ngegatnya berwarna kuning kecoklatan. Ciri lain dari ngegat ini adalah titik hitam dibagian belakang sayap depannya. Pada ngegat betina titik hitam ini lebih besar dan lebih jelas dibanding dengan titik hitam yang ada pada ngegat jantan. Dulunya hama ini dikenal sebagai hama yang ada pada pengairan yang baik dimana ngegat tidak mengalami masa puasa. Namun demikian kini hama ini justru menyebar di daerah yang menanam padi dua kali setahun.

    3. Penggerek Batang Padi Merah Jambu (Sesamia inferen)

    Sesamia inferen disebut sebagai penggerek batang padi merah jambu karena ulatnya berwarna merah jambu. Penggerek batang ini tidaklah separah penggerek batang padi putih dan penggerek batang padi kuning. Populasinnya hanya sedikit dan belum pernah dilaporkan yang mengakibatkan kerusakan serius. Penggerek batang padi merah jambu hanya menyerang bersama-sama dengan penggerek batang padi kuning atau penggerek batang padi putih.

    4. Penggerek Batang Padi Bergaris ( Chilo supressalis )

    Chilo supressalis disebut penggerek batang padi bergaris karena ulatnya memiliki dua garis memanjang. Hama ini juga tidak terlalu mengakibatkan kerusakan yang berarti pada tanaman padi.


    5. Penggerek Batang Padi Berkepala Hitam (Chilo polychrysus)
    Chilo polychrysus disebut penggerek batang padi berkepala hitam karena ngengatnya berkepala hitam. Dan hama ini juga tidak menimbulkan kerusakan yang berarti pada tanaman padi.

    6. Penggerek Batang Padi Mata Bertungkai (Diopsis macropthalma)
    Diopsis macropthalma disebut penggerek batang padi mata bertangkai karena bagian kepalanya mempunyai tonjolan berwarna merah yang bagian ujungnya membulat seperti mata yang bertangkai. Hama ini ditemukan dibenua Afrika.


    BEBERAPA MUSUH ALAMI DARI HAMA PENGGEREK BATANG PADI :
    pada saat penggerek batang padi masih berupa telur, penggerek batang padi ini mempunyai musuh alami sebagai berikut :

    1. Parasit Telur Telenomus
    Parasit telur Telenomus (Telenomus rowani;Hymenoptera;Scelionidae) merupakan parasit kecil berwarna hitam yang memparasiti telur-telur pengerek batang padi.tabuhan telenomus mencari ngegat betina penggerek batang yang telah siap bertelur dan kemudian hinggap di ujung perut ngegat dewasa, dekat dengan ovipositor (alat untuk meletakkan telur). Ketika ngegat mulai bertelur, tabuhan ini segera menitipkan telurnya dengan menyuntikkan kedalam telur-telur yang baru keluar dari ngegat-ngengat dewasa. Setelah 10-14 hari, yang keluar dari kelompok telur tersebut bukan ulat penggerek batang padi namun yang keluar tersebut adalah tabuhan telenomus baru yang siap mengamankan sawah dari serangan penggerek batang padi. Tingkat parasitasi tabuhan telenomus dilapangan adalah antara 36%-90%.

    2. Parasit Trichogramma
    Parasit Trichogramma (Trichogramma japonicum; Hymenoptera; Trichogrammitidae) ini berwarna hitam, lebih kecil dari semut. Hama ini sering muncul dari kelompok telur penggerek batang. Parasit ini meletakkan telur dengan menyuntikkan ovipositornya diantara bulu-bulu halus yang menutup telur. Telur parasit diletakkan satu per satu pada tiap telur penggerek batang. Tingkat parsitasi dilapangan berkisar antara 40%.

    3. Jangkrik Ekor Pedang
    Jangkrik ekor pedang (Metioche vittaticollis atau Anaxpha longipennis; Orthroptera: Gryllidae) merupakan jangkrik pemangsa. Jangkrik ini disebut jangkrik ekor pedang karena memiliki ekor seperti pedang. Ciri lain dari jangkrik ekor pedang adalah sungutnya yang panjang sehingga dibeberapa tempat jangkrik ini juga disebut jangkrik sungut panjang.bukan hanya jangkrik dewasa, jangkrik ekor pedang muda pun merupakan pemangsa kelompok telur penggerek batang padi yang rakus.

    Dan masih banyak musuh-musuh alami yang lain, yang memangsa dari hama penggerek batang padi sesuai dengan fase-fase dari hama penggerek batang tersebut. Musuh-musuh alami ini dapat digunakan dalam pertanian organic yang memanfaatkan musuh alami sebagai pengendali hama dan bukan menggunakan pestisida yang dapat membunuh segala macam mahluk hidup yang ada diekosistem tersebut.

    Monday, November 14, 2011

    CARA MENGATASI HAMA

    Serangan hama dan penyakit padi cukup menonjol sejak awal masa pertumbuhan sampai dengan menjelang panen. Gejala serangan hama dan penyakit penting seperti penggerek batang, wereng coklat, wereng hijau, hawar daun bakteri (HDB), blas dan sebagainya, harus diwaspadai agar dapat dilakukan pengendalian secara tepat sehingga tidak menimbulkan kerusakan berat dan bahkan kehilangan hasil panen.
    Untuk mengurangi kerugian dari gangguan hama dan penyakit perlu ada strategi pengendalian yang betul-betul terencana.

    1. Untuk mengurangi gangguan penyakit blas, misalnya perlu  dipilih varietas yang tahan dan sistem tanam multi varietas atau mozaik varietas agar penyebaran dalam waktu singkat dapat dikurangi seperti varietas Celebes, Silugonggo.
    2. Sedangkan untuk hama wereng dan beberapa penyakit tertentu, perlu menggunakan varietas yang tahan seperti varietas Cisadane, Cisokan, Ciliwung, dll. Untuk mengurangi serangan hama yang muncul di lapangan perlu melakukan monitoring agar keberadaan hama sejak dini dapat diketahui dan bila perlu dilakukan pengendalian dengan aplikasi pestisida. 
    3. Sebagai contoh penyakit HDB, ini merupakan penyakit bakteri yang tersebar luas dan dapat menurunkan hasil sampai 36%. Penyakit dapat berjangkit pada musim hujan atau musim kemarau yang basa, terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang. Gejala awal yang ditunjukkan adalah timbulnya bercak abu-abu kekuningan umumnya pada tepi daun. Dalam perkembangannya, gejala akan meluas membentuk hawar dan akhirnya mengering. Bakteri ini sangat mudah menyebar, dengan bantuan angin, gesekan antar daun dan percikan air hujan. Penyakit HDB secara efektif dikendalikan dengan menanam varietas yang tahan seperti Code dan Angke dengan menggunakan pupuk NPK dalam dosis yang tepat. Bila memungkinkan, hindari penggenangan yang terus menerus, misalnya 1 hari digenangi dan 3 hari dikeringkan.
    Dalam rangka mendukung program peningkatan produksi beras nasional (P2BN), informasi ini sangat membantu para pengamat hama dan penyakit tanaman pangan, penyuluh maupun petani untuk menambah pengetahuan, sehingga apabila di lapangan ditemukan permasalahan tentang hama dan penyakit tanaman padi, segera dapat diantisipasi dan dilakukan penanggulangannya.

    SIKLUS HAMA WERENG

    SIKLUS HAMA WERENG
    POPOLASI KABITAT WERENG


    Komiditas padi saat ini banyak diterapkan berbagai teknik dan pola berbudidaya padi, namun kendala saat ini yang sering dihadapi para petani dan petugas - petugas pertanian yaitu ;
    •   1. Cuaca yang tidak  menentu dan berubah - ubah ( CUACA EXTRIM )
    •   2. Sulitnya masuk dunia dan teknologi sistem pertanian modern ke tingkat petani itu sendiri
    •   3.Ditambah beberapa tahun belakangan ini banyak para petani yang tidak menuai hasil dari   lahan garapannya tersebut alias puso, bahkan diwilayah madiun tercatat hampir 900 ha lahan pertanian gagal panen karena serangan  hama wereng yang menyerang sawah pertanian tanaman padi, dan bahkan  pemerintah menyebutnya ini bagian dari  bencana  nasional dan sempat mengancam ketahanan pangan atau stok kebutuhan surplus beras nasional.
      SERANGAN WERENG

    Siklus dari perkembangbiakan maupun serangan hama yang satu ini adalah salah satu hama yang paling ditakuti oleh keseluruhan petani pada umumnya dengan ancaman gagal panen .
    Siklus kehidupan wereng  cukuplah singkat sehingga untuk proses berlangsungnya generasi sangatlah cepat. Stadia dari telur berlangsung selama kurang lebih 4 - 8 hari,kemudian pada stadia nimpa selama 14 hari dan kemudian berlansung pada stadia dewasa (imago) 10 - 20 hari. Secara keseluruhan siklus dari kehidupan wereng  berkisar antara  28  –  42 hari.Wereng atau Serangga hama pengganggu tanaman dewasa  ini mempunyai kemampuan terbang ( migrasi ) dengan jarak tempuh sekitar 200 - 300 km semasa hidupnya.

    Pengendalian secara alami  yaitu ;
    • Pola Tanam yang sesuai dengan anjuran baik dari Dinas yang terkait maupun dariteknik perguruan tinggi, diantaranya ; Padi ,- Padi ,- dana Palawija, hal ini dimaksudkan untuk memutus siklus perkembangbiakannya, karena tanaman padi merupakan sarana perkembangbiakan utama dari kehidupan wereng, Selain itu juga mampu menghentikan siklus dari hama - hama lainnya,seperti ( tunggro, potong leher,kresek/xanthomonas,dll), juga mengembalikan unsur - unsur kandungan mikro dalam tanah.
    • Gunakan pestisida yang berbahan alami diantaranya dengan bahan daun sirsak
    Pengendalian secara Kimia yaitu ;
    • Gunakan pestisida kimia yang aman untuk lingkungan sekitar dan tidak membunuh keberlangsungan predator - predator alami pemangsa serangga yang lainnya atau yang menguntungkan petani secara langsung maupun tidak langsung  iantaranya yang berbahan aktif  Buprofezin,Imidakloprid, BBMC, MIPC, Fipronil, klorantraniliprol dan tiametoksam.