CARA MENANAM TERONG UNGU ( NASHUBI )
Nashubi atau lebih sering dikenal dengan nama si Terong Jepang |
Nashubi atau terong Ungu tidak jauh berbeda dengan terong2 lain pada umumnya dalam spesies Solanum melongena. Walaupun
ukuran dari buahnya bervariasi, namun bentuknya tetap bulat lonjong seperti telur,
sesuai dengan namanya dalam bahasa Inggris tanaman ini disebut eggplan. Namun terong ini memeliki beberapa ciri khas dari segi penampilannya atau dari buahnya, yaitu Warnanya yang Ungu Tua sampai Kehitaman serta kulit buah yang begitu mengkilat, dan warna ini membungkus rata aseluruh permukaan buah itu sendiri, berbeda dengan terong - terong lokal lainnya, yaitu dengan penampilan warna buah yang bermotif batik, ada berwarna krem kekuning - kuningan atau juga yang berwarna hijau.
Tanaman ini mulai
berproduksi dan petik buah sejak usia tanam 3 bulan. Dengan cara dan budidaya yang Intensif tanaman ini dapat
berproduksi sampai umur satu tahun, rata-rata produktifitas antara 1-2 kg / batang
Di Era tahun 1970-an tanaman ini telah dkenal dan di budidayakan oleh masyarakat CIPANAS dan sekitarnya, Sehingga tanaman ini bagi masyarakat dan petani di daerah sekitar tidak asing lagi jauh sebelum nashubi atau terong jepang merambah pasar swalayan. Karena itu
tidak heran jika saat ini daerah tersebut menjadi salah satu
sentra produksi nashubi atau terong untuk pasokan ke pasar - pasar swalayan dan sudah mampu menembus pasar ekspor. Berikut ini cara budidaya yang biasa mereka lakukan bertahun - tahun
.
1. Syarat TumbuhSeperti halnya pada tanaman terong pada umumnya, terong Jepang ini juga dapat tumbuh di berbagai area, dari dataran rendah hingga diketinggian 1.000 Meter diatas permukaan air laut. Namun demikian, tanaman ini membutuhkan lahan yang tanahnya harus memiliki cukup banyak kandungan bahan organik atau bisa dilakukan dengan menambahkan pupuk kandang atau kompos pada lahan yang dipersiapakan serta kondisi pengairan / Drainase baik, karena tanaman ini sangat rentan terhadap genangan air. Selain itu untuk lebih memaksimalkan pertumbuhannya dan hasil produksinya sebaiknya pH tanah tanah yang dperlukan berkisar antara 5 – 6.
Untuk pengolahan lahan perlu diperhatikan bahwa, Lahan untuk penanaman nashubi terong jepang perlu
diolah terlebih dahulu, paling tidak dua minggu sebelum ditanami. Yakni lakukan pembalikan tanah hal ini dapat diakukan dengan cara mencangkul atau membajak dan dibersihkan dari gulma atau rumput yang dapat mengganggu tanaman dan segagai sarangnya hama maupun penyakit dari tanaman tersebut, campurkan tanah dan pupuk
kandang atau kompos yang sudah mengalami fregmantasi atau juga kompos yang sudah menjadi tanah dengan perbandingan 2 : 1. Setelah itu bentuklah bedengan-bedengan
dengan panjang sesuai kondisi lahan dan lebar antar 100 - 120 cm. Jika ditanam pada musim kemarau,
jarak tanam dapat dirapatkan dengan menanami dua baris tanaman pada
setiap bedengan. Sedangkan jika musim hujan, tanaman
dibuat jarang. Hal ini dimaksudkan memudahkan sinar matahari dapat lebih leluasa
mencapai setiap bagian tanaman sehinggga pergantian oksigen untuk tanaman berjalan dengan lancar. Tinggi bedengan sekitar 40 – 50 cm, dan
jarak antar-bedengan 30 – 40 cm yang akan berfungsi sebagai saluran pengairan
drainase dan menghindari akar tanaman dari genangan air yang menjadikan tanaman tidak mampu bertahan hidup.
Setelah selesai bedengan ditutup dengan
mulsa jerami yang berfungsi untuk memetikan pertumbuhan rumput / gulma pengganggu tananman dan mengurangi populasi jamur tanaman. kemudian buatlah lubang-lubang tanam pada mulsa yang sudah terpasang dibedengan dengan jarak dalam
barisan 60 – 70 cm. Jika bedengan dibuat untuk baris ganda, buatkan
lubang antar barisan dengan jarak 70 – 80 cm.
Sebelum disemai, sebaiknya benih
dirandam dulu dalam air dan dibungkus semalaman dengan kain atau handuk.
Setelah itu berulah benih disemai. Untuk pesemaian hindari dari sinar matahri secara langsung atau bisa diberi naungan dari plastik paranet dan lakukan penyiraman setiap hari. Biasanya benih akan berkecambah setelah seminggu.
Pada umur 10 – 15 hariberi penyemprotan dengan pestisida dan ZPT untuk
menghindari penyakit persemaian dan merangsang pertumbuhan. Setelah
bibit berumur 20 - 25 hari atau berdaun 3 – 4 helai dengan tinggi sekitar 15
cm, bibit dapat dipindah tanam ke lahan / bedengan yang sudah disiapkan
.
4. Penanaman dan Pemeliharaan.
Pada saat bibit ditanam, setiap lubang beri campuran pupuk UREA, TSP, KCI, dan NPK dengan perbandingan 2 : 1 : 1 :
1. Dengan ukuran dosis 50 – 100 gr / batang tanaman. Buat posisi bibit ditanam secara tegak lurus, lalu
disiram dengan air namun jangan sampai kondisi tergenang. Untuk menjaga tanaman tetap
tumbuh tegak lurus, batang tanaman diikatkan pada sebuah ajir dari bilah bambu yang setinggi 1 – 1,2 m yang
telah terpasang pada saat bibit ditanam. Sekitar 20 / 25 hari kemudian, lakukan pemupukan kembali dengan jenis dan dosis yang sama. Lalu
setelah 15 – 20 hari dipupuk lagi dengan pupuk yang sama. Setelah itu 20
hari sekali dipupuk dengan NPK.
Perawatan lain seperti penyiangan dan
pendangiran dapat dilakukan bersamaan dengan pemupukan tanaman. Namun
bila dirasa perlu, penyiangan dan pendangiran dapat dilakukan lebih
sering.
5. Hama dan Penyakit Terong Jepang
6. Panen dan Pascapanen
5. Hama dan Penyakit Terong Jepang
Seperti halnya pada tanaman sayuran yang lain,
terong jepang juga tidak pernah luput dari berbagai gangguan hama maupun penyakit.
Karena itu untuk mencegahnya lakukan
penyemprotan pestisida sejak tanaman di bedengan berumur 10 hari.
Penyemprotan ini sebaiknya dilakukan minimal semingu sekali
disemprot secara rutin atau tergantung intensitas serangan hama atau penyakit pada tanaman tersebut. Untuk penyemprotan itu bisa diaplikasikan campuran insektisida, fungisida, dan pupuk daun atau ZPT
dengan dosis sesuai anjuran.
Pada umur sekitar 3 bulan, setelah
tanaman mulai berproduksi akan lebih maksimal lagi disemprot dengan perangsang buah yang berbahan aktif Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid/Asam Naftali Asetat), untuk menjamin kualitas buah.
Buah Terong Jepang / Nashubi |
Pemanenan terong
Jepang dapat berlangsung 1 – 2 hari sekali dan mencapai puncaknya pada masa
panen ke 10 sampai ke 15, dengan volume panen mencapai sekitar 0,5 – 1
kg/batang setiap kali panennya. Dalam kondisi normal, produksi tanaman
ini dapat mencapai hasil 1 ton/ha setiap kali panen.
Pemetikan buah sebaiknya dilakukan dengan
cara menggunting tangkai buahnya. Ukuran buah yang dipanen tergantung
pada permintaan pasar dan konsumen. Untuk kebutuhan di Supermarket misalnya, buah
yang dipilih berukuran sekitar 100 gram/buah. Sedangkan untuk kebutuhan
industri, terong yang dipanen berukuran sekitar 200 gram/buah.
Seperti halnya jenis sayuran - sayuran yang lainnya,
masa segar buah terong ini juga relatif singkat. Karena itu lakukan penanganan pascapanen
buah terong se-effisien mungkin, segera dilakukan sortir buah sesuai permintaan pasar dan upayakan lakukan packing / pengemansan.
No comments:
Post a Comment