Thursday, April 30, 2015

SALAH SATU PENYEBAB GAGAL PANEN

PENYEBAB GAGAL PANEN PADI


Penyakit blas atau busuk leher / potong leher pada padi disebabkan oleh cendawan Pyricularia grisea Sacc. (sinonim Pyricularia oryzae Cavara) adalah salah satu penyakit yang seolah menghatui para petani pada tanaman padi. hal ini disebabkan karena penyakit ini secara langsung menurunkan hasil tanaman padi di Asia Tenggara dan Amerika maupun negara - negara agraris penghasil padi sekitar 30-50%  dan mengakibatkan kerugian jutaan dolar Amerika . Di Indonesia sendiri  serangan penyakit ini dapat mencapai seluas  1.289 juta hektar lebih atau sekitar 12% dari total dari luas lahan pertanian padi di Indonesia.

Penyakit Blas / potong leher ini disebabkan oleh meluasnya serangan jamur Pyricularia grisea (P. oryzae). Jamur ini menyerang tanaman padi pada masa vegetatif yang menimbulkan gejala blas daun (leaf blast) dengan ditandai adanya bintik-bintik kecil pada daun yang berwarna ungu kekuningan. Semakin lama bercak tersebut menjadi besar, bintik tersebut berbentuk seperti belah ketupat dengan bagian tengahnya berupa titik berwarna putih atau kelabu dengan bagian tepi kecoklatan. Serangan pada fase generatif menyebabkan pangkal malai membusuk, berwarna kehitaman dan mudah patah (busuk leher). Penyakit blas merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya padi karena bila terserang jamur Pyricularia oryzae ini bila tidak diwaspadai sejak awal akan mengakibatkan penurunan produksi hingga 70 %.

Padi merupakan inang utama sebagai tempat berkembang biaknya jamur Pyricularia oryzae sehingga apabila tanaman padi yang  tumbuh  secara serempak di suatu hamparan dan sudah terdapat  adanya gejala serangan sebelumnya maka dimungkinan sekali blas ini akan dengan cepat  menyebar apa lagi dengan didukung oleh cuaca dan kelembaban dan suhu optimum yaitu antara 24º C - 28º C.
Tingkat parahnya penyakit blas sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya  kelebihan unsur nitrogen dan kekurangan air juga dapat  menambah kerentanan tanaman. Diduga bahwa kedua faktor tersebut menyebabkan kadar silikon tanaman rendah. Kandungan silikon dalam jaringan tanaman  sangat menentukan ketebalan dan kekerasan dinding sel sehingga mempengaruhi terjadinya penetrasi patogen kedalam jaringan tanaman. Tanaman padi yang berkadar silikon rendah akan lebih rentan terhadap infeksi patogen. Pupuk nitrogen berkorelasi positif terhadap tingkat parahnya penyakit blas. Artinya makin tinggi pupuk nitrogen tingkat parahnya penyakit makin tinggi.

Perkembangan Penyakit blas (Pyricularia oryzae) ini ditentukan oleh musim dan lokasi, sehingga antara musim baik pada lokasi yang sama maupun lokasi berbeda dapat bervariasi serangannya.
Jamur ini berkembangbiak cepat pada tanaman padi yang berjarak tanam terlalu  rapat sehingga mempunyai tingkat  kelembaban yang cukup  tinggi.Dianjurkan penggunaan pupuk urea jangan berlebihan, karena hal menyebabkan makin tingginya kecepatan perkembangbiakan jamur tersebut.
Penyakit dapat menginfeksi tanaman pada  semua stadium tumbuh. Gejala penyakit blas dapat timbul pada daun, batang, malai, dan gabah, tetapi yang umum adalah pada daun dan pada leher malai. Daerah endemik penyakit blas di Indonesia meliputi;  Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur dan Jawa Barat bagian selatan (Sukabumi dan Garut).

Berdasarkan data pada Direktorat Perlindungan Tanaman, Ditjen Tanaman Pangan. Luas serangan Blas pada tanaman padi Tahun 2012 seluas 55.643 ha (puso : 146 ha) terutama terjadi di Propinsi Jawa Timur (17.166 ha, puso: 92 ha), Jawa Tengah (10.644 ha, puso: 3 ha), Jawa Barat (8.068 ha), Lampung (3.479 ha, puso: 8 ha) dan Sulawesi Tenggara (2.248 ha, puso). Luas ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tahun 2011 seluas 27.403 ha (puso : 198 ha) dan rerata 5 tahun (2006-2010) seluas 19.787 ha (puso:64 ha).(sumber ; Kementrian Pertanian RI)
Serangan Blas pada tanaman padi tertinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret dan Juli tahun 2012 dengan puncak serangan terjadi pada bulan Januari seluas 12.169 ha.

Penyakit blas merupakan penyakit yang terbawa benih (seed borne pathogen), Maka untuk mencegah penyakit blas dianjurkan tidak menggunakan benih yang berasal dari daerah endemis penyakit blas.

Mengingat ketahanan varietas terhadap penyakit blas tidak bisa berlangsung lama maka penggunaan varietas tahan perlu didukung dengan komponen pengendalian lain. Fungisida merupakan teknologi yang sangat praktis dalam mengatasi penyakit blas, namun sering kali menimbulkan efek samping yang kurang baik diantaranya menimbulkan resistensi patogen dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu agar fungisida dapat digunakan seefektif mungkin dengan efek samping yang sekecil mungkin, maka fungisida harus digunakan secara rasional yaitu harus diperhitungkan tentang jenis, dosis, dan waktu aplikasi yang tepat. Beberapa jenis fungisida yang dianjurkan untuk mengendalikan penyakit blas adalah Topsin 500 F, Topsin 70 WP, Kasumiron 25/1 WP, dan Delsene MX 80 WP.

Wednesday, April 29, 2015

JENIS HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI

 JENIS HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI

A.Tikus

Tikus (Rattus argentiventer (Rob. & Kloss) bisa juga disebut binatang pengerat ini merusak tanaman padi pada semua tingkat pertumbuhan, baik dari semai hingga panen, bahkan di gudang penyimpananpun bintang ini mampu merusak dengan kategori yang signifikan . Kerusakan parah terjadi jika tikus menyerang padi pada fase generatif, karena tanaman sudah tidak mampu lagi tumbuh dan membentuk anakan baru. Kerusakan biasanya diawali dari tengah petak, kemudian meluas keseluruh area. Tikus merupakan binatang nokturnal atau aktiv dimalam hari. Pada siang hari, tikus cenderung  bersembunyi di dalam lubang yang terdapat  pada tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah, pematang, dan daerah perkampungan dekat sawah. Pada masa bera atau massa jeda tanam, sebagian besar tikus bermigrasi ke daerah perkampungan dekat sawah dan kembali lagi ke sawah setelah pertanaman padi menjelang fase generatif.

Cara pengendalian 

Kendalikan tikus pada saat awal musim tanam sebelum memasuki masa reproduksi. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara gropyok masal, sanitasi habitat, pemasangan Bubu Perangkap , pemasangan pagar pengaman yang terbuat dari seng aluminiun atau jaring atau juga plastik mulsa yang memanjang. Atau gunakan Racun tikus yang direkomendasi oleh pemerintah misal CLERAT,PHIETON DLL

  B.Keongmas

Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) diperkenalkan ke Asia pada tahun 1980an dari Amerika Selatan sebagai makanan potensial bagi manusia.
Namun, kemudian keong mas menjadi hama utama padi yang menyebar ke Filipina, Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Keong mas memakan tanaman padi muda serta dapat menghancurkan tanaman pada saat pertumbuhan awal.

Cara pengendalian
Saat-saat penting untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama untuk padi tanam pindah dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada tabela (tanam benih secara langsung). Setelah itu, tingkat pertumbuhan tanaman biasanya lebih tinggi daripada tingkat kerusakan akibat keong.
Semut merah memakan telur keong, sedangkan bebek (dan kadang-kadang tikus) memakan keong muda. Bebek ditempatkan di sawah selama persiapan lahan tahap akhir atau setelah tanaman tumbuh cukup besar (misalnya 30-35 hari setelah tanam); keong dapat dipanen, dimasak untuk dimakan oleh manusia.
  • Pungut keong dan hancurkan telurnya. Hal ini paling baik dilakukan di pagi dan sore hari ketika keong berada pada keadaan aktif. Tempatkan tongkat bambu untuk menarik keong dewasa meletakkan telurnya.
  • Tempatkan dedaunan dan pelepah pisang untuk menarik perhatian keong agar pemungutan keong lebih mudah dilakukan.
  • Keong bersifat aktif pada air yang menggenang/ diam dan karenanya, perataan tanah dan pengeringan sawah yang baik dapat menekan kerusakan. Buat saluran-saluran kecil (misalnya, lebar 15-25 cm dan dalam 5 cm) untuk memudahkan pengeringan dan bertindak sebagai titik fokus untuk mengumpulkan keong atau membunuh keong secara manual. Apabila pengendalian air baik, pengeringan dan pengaliran air ke sawah dilakukan hingga stadia anakan (misalnya, 15 hari pertama untuk tanam pindah dan 21 hari pertama untuk tabela).
  C.Penggerek Batang
Penggerek batang adalah jenis hama yang ulatnya hidup dalam batang padi dan makan dari sari tanaman padi itu sendiri sehingga distribusi sari tanaman ke daun maupun ke buah terhalang oleh ulat tadi. Hama ini berubah menjadi ngengat berwarna kuning atau coklat; biasanya 1 larva berada dalam 1 anakan atau satu batang padi. Ngengat aktif di malam hari. Larva betina mampu menaruh 3 masa telur dalam jangka waktu antara 7-10 hari masa hidupnya sebagai serangga / ulat dewasa. Massa telur ulat penggerek batang kuning berbentuk menyerupai cakram dan ditutupi oleh bulu berwarna coklat terang dari abdomen betina. Setiap massa telur mengandung kurang lebih mencapai sekitar 100 telur.

Cara pengendalian
Lindungi serangga predator pemangsa ulat penggerek batang atau juga pemangsa telur dari ulat tersebut atau pangendalian hayati atau bisa juga ditambahkan trikogama Untuk melindungi musuh alami penggerek batang, jangan gunakan pestisida berspektrum tinngi, misalnya tang berbahan  methyl parathion.
  1. Pengamatan pada tanaman dimulai dari pembibitan, kendalikan populasi kaper coklat sayap panjang, karena dari telur kaper tersebut melahirkan larva ulat penggerek batang padi.
  2. Hindari tanam lebih awal
  3. GunakanVarietas tahan contoh jenis varietas seperti PB36, PB32, IR66, dan IR77 mampu menghasilkan anakan baru sehingga mampu mengkompensasi anakan yang mati.
  4. Jemur atau hamparkan jerami di bawah sinar matahari langsung untuk membunuh larva yang terdapat di situ.
  5. Bersihkan larva penggerek batang pada daun yang yang rata - rata berada dibawah daun
  6. Drainase yang ideal atau pengiran berselang

Pengendalian dengan cara kimiawi

Gunakan Insektisida sistemik yang masuk ke dalam jaringan tanaman, hal ini bertujuan menghentikan pertumbuhan atau stadia reproduktif penggerek setelah masuk ke dalam batang. Penyemprotan efektif untuk kaper. Sebagaimana halnya dengan pestisida lainnya,Penggunaan insektisida yang tidak sesuai akan mengganggu keseimbangan alami karena terbunuhnya musuh alami hama penggerek batang, menyebabkan resurjensi atau ledakan serangan hama. Sebelum menggunakan pestisida, hubungi petugas perlindungan tanaman atau penyuluh untuk mendapatkan saran dan petunjuk. Baca petunjuk yang tertera di label dengan teliti setiap sebelum pestisida digunakan.


D.Tungro
Tungro adalah penyakit virus yang menyerang pada tanaman padi dan biasanya terjadi pada saat/fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman perttumbuh jadi kerdil dan berkurang untuk jumlah anakannya. Baik pelepah maupun helai daunnya memendek, daun yang terserang berubah warna menjadi kuning sampai kuning-oranye. Sedangkan  daun yang muda kebanyakan berlurik atau strip yang menunjukkan warna hijau pucat sampai putih dengan ukuran panjang yang beda sejajar dengan tulang daun. Gejala ini  dimulai dari ujung daun yang cenderung lebih tua. Daun yang menguningakan berkurang dengan sendirinya apabila daun yang lebih tua sudah mulai  terinfeksi. Biasanya penyakiy atau virus ini disebabakan oleh populasi dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens.

Cara - cara  pengendalian

  •     Gunakan Varietas benih yang tahan, diantaranya varietas. Rotasi varietas penting untuk mengurangi serangan dari gangguan ketahanan tanamana tersebut Lakukan  pembajakan yang agak dalam atau sampai di bawah sisa tunggul tanaman  yang terinfeksi bisa terbalik tanahnya. Hal ini dimaksudkan  untuk mengurangi sumber penyakit serta  menghancurkan telur / embrio virus tersebut dan tempat atau sarang penetasan telur wereng hijau. Bajak sesegera mungkin  setelah panen apabila tanaman sebelumnya sudah terjangkit  penyakit tersebut.
  •     Cabut dan bersihkan tanaman yang sakit dari lahan atau bakar tanaman yang sudahHal ini perlu dilakukan kecuali apabila serangan tungro sudah menyeluruh scara hamparan meluas. Perlu diperhatikan juga bahwa bila serangan sudah cukup tinggi maka dimungkinkan ada beberapa tanaman yang terinfeksi tungro namun nampak kelihatan sehat, maka mencabut tanaman yang terinfeksi teersebut  dapat mengganggu kondisi wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi virus tungro tersebut.
  •      Gunakan Sistem / Pola Tanam benih langsung (Tabela), Sistem ini dipercaya mampu mengurangi perkembangbiakan infeksi virus tungro. Hal ini dikarenakan  TABELA jauh lebih tinggi populasi tanamannya dibandingkan sistem tanam pindah. Dan wereng cenderung mencari populasi dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya ( tanam pindah ).
  •      Upayakan menghindari waktu tanam padi saat populasi dari wereng hijau dan tungro tinggi.
  •      Lakukan tanam secara serempak, Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penyebaran tungro dari satu lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh yang relatif seragam.
  •      Pola Tanam, lakukan pola tanam yang ideal yaitu masa jeda untuk tanaman padi dan bisa digantikan tanaman polowijo, ataupun hortikultura, ini dimaksudkan untuk memutus siklus rantai pertumbuhan jenis hama maupun penyakit.
 E.Hawar Bakteri (HB-Bacterial blight)

Hawar Bakteri (HB) atau Hawar Daun Bakteri (HDB) salah satu penyakit yang dapat menginfeksi pada bibit dan tanaman yang sudah menjelang panen. Bila penyakit ini menyerang pada tanaman muda disebut kresek dan bila terjadi pada tanaman yang sudah mendekati masa panen disebut hawar daun. Tanaman yang terinfeksi penyakit ini akan  kehilangan sebagian  areal daun dan menghasilkan kwalitasa gabah yang lebih sedikit dan hampa atau mengurangi jumlah bobot gabah karena hampa tadi. Pada saat pembibitan, daun yang terinfeksi berubah warna yaitu hijau keabu-abuan yang menggulung dan mengering akhirnya mati.

 Cara pengendalian

  • Pilihlah  varietas benih yang tahan. Ini adalah salah satu cara yang paling efektif dalam mengendalikan penyakit hawar bakhteri. Kurangi penggunaan pupuk dengan unsur N ( Nitrogen ) yang berlebih.
  • Kurangi kerusakan pada bibit dari penyebaran penyakitInfeksi pada  bibit terjadi bisa  melalui luka dan kerusakan bagian tanaman. Penanganan pengendalian yang kurang baik serta  cuaca  angin kencang dan hujan dapat menyebabkan tanaman sakit. Penyebaran penyakit ini  melalui kontak langsung antara daun yang sehat dengan daun yang sakit melalui air dan angin.
  • Kurangi penyebaran penyakit dengan, penanganan saat tanam pindah, hindari kerusakan pada daun yang sehat karena memudahkan terkena infeksi, serta jaga kondisi drainase (pengairan yang berselang), jaga jarak tanam yang jangan terlalu rapat bisa diambil ukuran 25 x 25 cm / 30 x 30 cm
  • Kurangi jumlah inokulum, dengan cara pengeringan lahan sawah dan upayakan juga sawah bersih dari gulma atau rumput liar pengganggu tanaman, karena selain itu gulma juga bisa menjadi tempat pertumbuhan awal dari inokulum tadi.

JENIS PENYAKIT BLAS / POTONG LEHER DAN PERKEMBANGANYA (Pyricularia grisea Sacc.) PADA TANAMAN PADI DI INDONESIA

PENYEBAB GAGAL PANEN PADI


Penyakit blas atau busuk leher / potong leher pada padi disebabkan oleh cendawan Pyricularia grisea Sacc. (sinonim Pyricularia oryzae Cavara) adalah salah satu penyakit yang seolah menghatui para ppetani pada tanaman padi. hal ini disebabakan karena penyakit ini secara langsung menurunkan hasil tanaman padi di Asia Tenggara dan Amerika maupun negara - negara agraris penghasil padi sekitar 30-50%  dan mengakibatkan kerugian jutaan dolar Amerika . Di Indonesia sendiri  serangan penyakit ini dapat mencapai seluas  1.289 juta hektar lebih atau sekitar 12% dari total dari luas lahan pertanian padi di Indonesia.
Penyakit Blas / potong leher ini disebabkan oleh meluasnya serangan jamur Pyricularia grisea (P. oryzae). Jamur ini menyerang tanaman padi pada masa vegetatif yang menimbulkan gejala blas daun (leaf blast) dengan ditandai adanya bintik-bintik kecil pada daun yang berwarna ungu kekuningan. Semakin lama bercak tersebut menjadi besar, bintik tersebut berbentuk seperti belah ketupat dengan bagian tengahnya berupa titik berwarna putih atau kelabu dengan bagian tepi kecoklatan. Serangan pada fase generatif menyebabkan pangkal malai membusuk, berwarna kehitaman dan mudah patah (busuk leher). Penyakit blas merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya padi karena bila terserang jamur Pyricularia oryzae ini bila tidak diwaspadai sejak awal akan mengakibatkan penurunan produksi hingga 70 %.
Padi merupakan inang utama sebagai tempat berkembang biaknya jamur Pyricularia oryzae sehingga apabila tanaman padi yang  tumbuh  secara serempak di suatu hamparan dan sudah terdapat  adanya gejala serangan sebelumnya maka dimungkinan sekali blas ini akan dengan cepat  menyebar apa lagi dengan didukung oleh cuaca dan kelembaban dan suhu optimum yaitu antara 24º C - 28º C.
Tingkat parahnya penyakit blas sangat dipengaruhi oleh berbagai fakto diantaranya  kelebihan unsur nitrogen dan kekurangan air juga dapat  menambah kerentanan tanaman. Diduga bahwa kedua faktor tersebut menyebabkan kadar silikon tanaman rendah. Kandungan silikon dalam jaringan tanaman  sangat menentukan ketebalan dan kekerasan dinding sel sehingga mempengaruhi terjadinya penetrasi patogen kedalam jaringan tanaman. Tanaman padi yang berkadar silikon rendah akan lebih rentan terhadap infeksi patogen. Pupuk nitrogen berkorelasi positif terhadap keparahan penyakit blas. Artinya makin tinggi pupuk nitrogen keparahan penyakit makin tinggi.
Perkembangan Penyakit blas (Pyricularia oryzae) ini ditentukan oleh musim dan lokasi, sehingga antara musim baik pada lokasi yang sama maupun lokasi berbeda dapat bervariasi serangannya.
Jamur ini berkembangbiak cepat pada tanaman padi yang berjarak tanam terlalu  rapat sehingga mempunyai tingkat  kelembaban yang cukup  tinggi.Dianjurkan penggunaan pupuk urea jangan berlebihan, karena hal menyebabakan makin tingginya kecepatan perkembangabiakan jamur tersebut.
Penyakit dapat menginfeksi tanaman pada  semua stadium tumbuh. Gejala penyakit blas dapat timbul pada daun, batang, malai, dan gabah, tetapi yang umum adalah pada daun dan pada leher malai. Daerah endemik penyakit blas di Indonesia meliputi;  Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur dan Jawa Barat bagian selatan (Sukabumi dan Garut).
Berdasarkan data pada Direktorat Perlindungan Tanaman, Ditjen Tanaman Pangan. Luas serangan Blas pada tanaman padi Tahun 2012 seluas 55.643 ha (puso : 146 ha) terutama terjadi di Propinsi Jawa Timur (17.166 ha, puso: 92 ha), Jawa Tengah (10.644 ha, puso: 3 ha), Jawa Barat (8.068 ha), Lampung (3.479 ha, puso: 8 ha) dan Sulawesi Tenggara (2.248 ha, puso). Luas ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tahun 2011 seluas 27.403 ha (puso : 198 ha) dan rerata 5 tahun (2006-2010) seluas 19.787 ha (puso:64 ha).(sumber ; Kementrian Pertanian RI)
Serangan Blas pada tanaman padi tertinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret dan Juli tahun 2012 dengan puncak serangan terjadi pada bulan Januari seluas 12.169 ha.
Penyakit blas merupakan penyakit yang terbawa benih (seed borne pathogen), maka untuk mencegah penyakit blas dianjurkan tidak menggunakan benih yang berasal dari daerah endemis penyakit blas.
Mengingat ketahanan varietas terhadap penyakit blas tidak bisa berlangsung lama maka penggunaan varietas tahan perlu didukung dengan komponen pengendalian lain. Fungisida merupakan teknologi yang sangat praktis dalam mengatasi penyakit blas, namun sering kali menimbulkan efek samping yang kurang baik diantaranya menimbulkan resistensi patogen dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu agar fungisida dapat digunakan seefektif mungkin dengan efek samping yang sekecil mungkin, maka fungisida harus digunakan secara rasional yaitu harus diperhitungkan tentang jenis, dosis, dan waktu aplikasi yang tepat. Beberapa jenis fungisida yang dianjurkan untuk mengendalikan penyakit blas adalah Topsin 500 F, Topsin 70 WP, Kasumiron 25/1 WP, dan Delsene MX 80 WP.

Monday, April 27, 2015

Tips Langkah-Langkah Menanam Padi Yang Baik dan Benar

Tips Langkah-Langkah Menanam Padi Yang Baik dan Benar

Hasil gambar untuk GAMBAR TEKNIK TANAM PADIBagi anda yang ingin budidaya tanaman padi , cobalah untuk pelajari teknik dan cara menanam padi yang akan kita bahas bersaama berikut. Ada beberapa tahapan yang perlu anda pelajari tentang budidaya tanaman padi.  Cara menanam padi ini terbagi ke dalam beberapa tahapan, yang diantaranya  dimulai dari memilih benih sampai pada pemeliharaan yang berlanjut ke tahap pemanenan.
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh para petani sebelum memulai penanaman padi, hal yang paling penting adalah pemilihan jenis pada dan pembenihan. Nah,,,,, Berikut ini adalah tahap-tahap menanam padi dengan baik dan benar:
  • Pemilihan Benih atau Bibit
Pemilihan benih atau bibit adalah awal dari hal yang utama dalam membudidayakan tanaman padi. Tentukan jenis varietes benih padi yang sesuai dengan areal lahan yang akan ditanami, dan jangan lupa juga untuk memperhatikan kondisi pengairan / irigasi dan sumber air yang terdapat pada lahan tersebut.
  • Persiapan Lahan
Dalam hal menanam padi, ada beberapa kriteria lahan yang harus dipersiapkan, diantaranya yaitu lahan yang subur / terdapat kandungan-2 organik dan yang banyak mengandung hums, kondisi peangairan yang cukup, karena pada prinsipnya padi bukan tanaman air, akan tetapi tanaman yang senatiasa membutuhkan air, kondisi tanah yang terbuka dan tidak tertutup oleh bangunan atau pohon-pohon yang besar.
  • Pembenihan dan Penaburan Benih  
Pembenihan diawali dari perendaman benih / varietes ke dalam sebuah wadah dengan cukup air kemudian pisahkan benih padi yang bernas dengan yang kosong (tidak terisi biji padi) dan biarkan terendam benih padi tersebut selama satu malam,setelah itu tiriskan dan dan dalam kondisi tertutup kurang lebih 2 - 3 hari dan pastikan kecambahnya sudah keluar,benih siap untuk ditabur. Sedangkan dalam penaburan benih padi,lakukan penggemburan tanah dan campuri dengan pupuk kandang yang sudah terfrekmentasi atau kompos yang sudah jadi tanah dan jangan gunakan kompos yang masih baru karena masih mengandung gas metanol dan ini berbahaya bagi calon benih yang akan ditabur. Lakukan penaburan benih ini secara merata lalu tutup denga tanah berpasir atau jerami secara tipis merata. upayakan untuk penyiraman atau pngairan jangan kondisi lahan kering bisa dilakukan 3 hari sekali atau 4 hari sekali.
  • Penggarapan Lahan
Lakukan dengan cara pembajakan baik dengan Hand Traktor maupun Bajak yang ditarik oleh binatang ( sapi , kerbau ataupun kuda )
PROSEE PEMBAJAKAN
  • Penanaman
  • PROSES TANAM

Jika usia benih sudah mencukupi dikisar usia 20 - 25 hari benih sudah siap untuk dipindah tanam. Lakukan penanaman padi dengan jarak tanam antar  23 cm x 23 cm atau 25 cm x 25 cm, padi diusahakan jangan terlalu dekat atau terlalu rapat agar pertumbuhan anakkan dari padi itu bisa maksimal dan dalam jumlah yang banyak.  

INDEKS PERTANAMAN ( IP ) 200 dan 300 MENTAN

Mentan Percepat Musim Tanam 2015 di Sumatera Selatan

OKU TIMUR, SUMSEL - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman melakukan pencanangan Indeks Pertanaman (IP) 200 dan 300 di Desa Talang Giring, Kecamatan Madang Suko II, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dalam rangka mempercepat musim tanam dan menambah luas tanam padi di Sumatera Selatan khususnya di Kabupaten OKU Timur dan Kabupaten Banyuasin yang merupakan daerah sentra produksi padi, Senin (20/4).

Kegiatan pencanangan IP 200 dan 300 ini merupakan program pengembangan irigasi guna menuju 1 juta ton GKP di Sumatera Selatan dalam rangka mensukseskan program Upaya Khusus (UPSUS) swasembada beras nasional tiga tahun ke depan.

Mentan mengapresiasi kegiatan pencanangan IP 200 dan 300 agar OKU Timur dapat menjadi daerah terdepan mendukung swasembada beras nasional. Menurut Mentan, peningkatan IP harus didukung segala lini diantaranya perbaikan jaringan irigasi untuk menjamin ketersediaan air.Juga ketersediaan alat mesin pertanian (alsintan), benih dan pupuk yang cukup. Ditekankan juga pada pemerintah daerah agar setiap  bantuan yang diberikan Kementerian Pertanian sesuai pada kebutuhan petani.

“Tolong evaluasi bantuan agar sesuai dengan kebutuhan petani dan jumlahnya pun sesuai yang dibutuhkan oleh daerah,” ungkap Mentan pada tim UPSUS untuk wilayah Sumatera Selatan.

Luas lahan tanam IP 200 dan 300 di Kabupaten OKU Timur sebesar 6.021 ha dari luas totalnya 10.000 ha dan kekurangannya sedang dalam perbaikan jaringan irigasi. Sebelumnya, IP di OKU Timur hanya sebesar 100. Untuk itu, dengan penambahan IP tersebut, OKU Timur diharapkan dapat menghasilkan gabah yang lebih banyak sehingga mendukung pencapaian swasembada beras.

Sementara itu, Bupati OKU Timur, Herman Deru menyampaikan siap mendukung program UPSUS swasembada beras nasional dengan menyumbang 510.370 ton beras tahun 2015 dengan sasaran luas tanam April – Oktober 2015 sebesar 608.933 ha. Namun, menurut Bupati dalam meningkatkan produksi padi, harus dibarengi dengan jaminan harga panen, perbaikan jalan usaha tani dan irigasi.

“Untuk itu, kami minta pada Mentan agar bisa menambah jumlah bantuan untuk OKU Timur sehingga tidak ada lagi impor beras. Sebab, OKU Timur merupakan daerah penyangga pangan di Sumatera Selatan,” jelas Bupati.

Menanggapi hal ini, Mentan menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian telah memberikan bantuan pada OKU Timur berupa handtraktor 280 unit, perbaikan jaringan irigasi sebesar 1.500 ha, combain harvester, transplanter, alat perontok jagung, dan pompa air. Menteri Pertanian menjanjikan akan memberian tambahan bantuan apabila pelaksanaan IP 200 dan 300 berjalan dengan sukses.

“Jika pelaksanaan IP 200 dan 300 berjalan dengan sukses, bantuan akan saya tambah yakni handtraktor sebanyak 206 unit” pernyataan Mentan dalam acara tersebut.

Dlam kesempatan ini, Menteri Pertanian langsung melakukan pemantauan harga beras dan pendistribusian pupuk yang secara langsung ke petani. Menteri Pertanian tanpa basi basi menanyakan langsung kepada Bulog terkait harga gabah, PT. Pertani dan PT SHS terkait penyaluran benih, PT Pusri terkait ketersediaan dan penyaluran pupuk, dan TNI sebagai pengawal program UPSUS. Kemudian, Menteri Pertanian memberinya kesempatan kepada petani untuk berdialog langsung, penyuluh dan stekholder. Menteri Pertanian meminta kepada petani agar siap melaksanakan IP 200 dan 300.

Dengan terselenggarakannya acara yang dihadiri yakni Pangdam II Sriwijaya, Bupati OKU Timur, Bupati Banyuasin, dan Asisten Daerah II Provinsi Sumatera Selatan, SKPD bidang pertanian Provinsi Sumatera Selatan

Diluncurkannya teknologi yang semakin lama semakin mengikuti perkembangan dunia canggih yang diharapkan bisa membangun dunia pertanian guna menunjang terwujudnya indonesia swasembada pangan dalam negeri

Seperti yang dikutip atas apa yang disampaikan bupati OKU TIMUR sangatlah penting peran serta pemerintah untuk menunjang semuanya ini,

Telah diluncurkannya mesin Tanam Padi http://www.pertanian.go.id/assets/upload/media/1429580499.jpg sehingga mampu mempercepat musim tanam di indonesia