Wednesday, April 29, 2015

JENIS HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI

 JENIS HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI

A.Tikus

Tikus (Rattus argentiventer (Rob. & Kloss) bisa juga disebut binatang pengerat ini merusak tanaman padi pada semua tingkat pertumbuhan, baik dari semai hingga panen, bahkan di gudang penyimpananpun bintang ini mampu merusak dengan kategori yang signifikan . Kerusakan parah terjadi jika tikus menyerang padi pada fase generatif, karena tanaman sudah tidak mampu lagi tumbuh dan membentuk anakan baru. Kerusakan biasanya diawali dari tengah petak, kemudian meluas keseluruh area. Tikus merupakan binatang nokturnal atau aktiv dimalam hari. Pada siang hari, tikus cenderung  bersembunyi di dalam lubang yang terdapat  pada tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah, pematang, dan daerah perkampungan dekat sawah. Pada masa bera atau massa jeda tanam, sebagian besar tikus bermigrasi ke daerah perkampungan dekat sawah dan kembali lagi ke sawah setelah pertanaman padi menjelang fase generatif.

Cara pengendalian 

Kendalikan tikus pada saat awal musim tanam sebelum memasuki masa reproduksi. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara gropyok masal, sanitasi habitat, pemasangan Bubu Perangkap , pemasangan pagar pengaman yang terbuat dari seng aluminiun atau jaring atau juga plastik mulsa yang memanjang. Atau gunakan Racun tikus yang direkomendasi oleh pemerintah misal CLERAT,PHIETON DLL

  B.Keongmas

Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) diperkenalkan ke Asia pada tahun 1980an dari Amerika Selatan sebagai makanan potensial bagi manusia.
Namun, kemudian keong mas menjadi hama utama padi yang menyebar ke Filipina, Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Indonesia. Keong mas memakan tanaman padi muda serta dapat menghancurkan tanaman pada saat pertumbuhan awal.

Cara pengendalian
Saat-saat penting untuk mengendalikan keong mas adalah pada 10 hari pertama untuk padi tanam pindah dan sebelum tanaman berumur 21 hari pada tabela (tanam benih secara langsung). Setelah itu, tingkat pertumbuhan tanaman biasanya lebih tinggi daripada tingkat kerusakan akibat keong.
Semut merah memakan telur keong, sedangkan bebek (dan kadang-kadang tikus) memakan keong muda. Bebek ditempatkan di sawah selama persiapan lahan tahap akhir atau setelah tanaman tumbuh cukup besar (misalnya 30-35 hari setelah tanam); keong dapat dipanen, dimasak untuk dimakan oleh manusia.
  • Pungut keong dan hancurkan telurnya. Hal ini paling baik dilakukan di pagi dan sore hari ketika keong berada pada keadaan aktif. Tempatkan tongkat bambu untuk menarik keong dewasa meletakkan telurnya.
  • Tempatkan dedaunan dan pelepah pisang untuk menarik perhatian keong agar pemungutan keong lebih mudah dilakukan.
  • Keong bersifat aktif pada air yang menggenang/ diam dan karenanya, perataan tanah dan pengeringan sawah yang baik dapat menekan kerusakan. Buat saluran-saluran kecil (misalnya, lebar 15-25 cm dan dalam 5 cm) untuk memudahkan pengeringan dan bertindak sebagai titik fokus untuk mengumpulkan keong atau membunuh keong secara manual. Apabila pengendalian air baik, pengeringan dan pengaliran air ke sawah dilakukan hingga stadia anakan (misalnya, 15 hari pertama untuk tanam pindah dan 21 hari pertama untuk tabela).
  C.Penggerek Batang
Penggerek batang adalah jenis hama yang ulatnya hidup dalam batang padi dan makan dari sari tanaman padi itu sendiri sehingga distribusi sari tanaman ke daun maupun ke buah terhalang oleh ulat tadi. Hama ini berubah menjadi ngengat berwarna kuning atau coklat; biasanya 1 larva berada dalam 1 anakan atau satu batang padi. Ngengat aktif di malam hari. Larva betina mampu menaruh 3 masa telur dalam jangka waktu antara 7-10 hari masa hidupnya sebagai serangga / ulat dewasa. Massa telur ulat penggerek batang kuning berbentuk menyerupai cakram dan ditutupi oleh bulu berwarna coklat terang dari abdomen betina. Setiap massa telur mengandung kurang lebih mencapai sekitar 100 telur.

Cara pengendalian
Lindungi serangga predator pemangsa ulat penggerek batang atau juga pemangsa telur dari ulat tersebut atau pangendalian hayati atau bisa juga ditambahkan trikogama Untuk melindungi musuh alami penggerek batang, jangan gunakan pestisida berspektrum tinngi, misalnya tang berbahan  methyl parathion.
  1. Pengamatan pada tanaman dimulai dari pembibitan, kendalikan populasi kaper coklat sayap panjang, karena dari telur kaper tersebut melahirkan larva ulat penggerek batang padi.
  2. Hindari tanam lebih awal
  3. GunakanVarietas tahan contoh jenis varietas seperti PB36, PB32, IR66, dan IR77 mampu menghasilkan anakan baru sehingga mampu mengkompensasi anakan yang mati.
  4. Jemur atau hamparkan jerami di bawah sinar matahari langsung untuk membunuh larva yang terdapat di situ.
  5. Bersihkan larva penggerek batang pada daun yang yang rata - rata berada dibawah daun
  6. Drainase yang ideal atau pengiran berselang

Pengendalian dengan cara kimiawi

Gunakan Insektisida sistemik yang masuk ke dalam jaringan tanaman, hal ini bertujuan menghentikan pertumbuhan atau stadia reproduktif penggerek setelah masuk ke dalam batang. Penyemprotan efektif untuk kaper. Sebagaimana halnya dengan pestisida lainnya,Penggunaan insektisida yang tidak sesuai akan mengganggu keseimbangan alami karena terbunuhnya musuh alami hama penggerek batang, menyebabkan resurjensi atau ledakan serangan hama. Sebelum menggunakan pestisida, hubungi petugas perlindungan tanaman atau penyuluh untuk mendapatkan saran dan petunjuk. Baca petunjuk yang tertera di label dengan teliti setiap sebelum pestisida digunakan.


D.Tungro
Tungro adalah penyakit virus yang menyerang pada tanaman padi dan biasanya terjadi pada saat/fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman perttumbuh jadi kerdil dan berkurang untuk jumlah anakannya. Baik pelepah maupun helai daunnya memendek, daun yang terserang berubah warna menjadi kuning sampai kuning-oranye. Sedangkan  daun yang muda kebanyakan berlurik atau strip yang menunjukkan warna hijau pucat sampai putih dengan ukuran panjang yang beda sejajar dengan tulang daun. Gejala ini  dimulai dari ujung daun yang cenderung lebih tua. Daun yang menguningakan berkurang dengan sendirinya apabila daun yang lebih tua sudah mulai  terinfeksi. Biasanya penyakiy atau virus ini disebabakan oleh populasi dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens.

Cara - cara  pengendalian

  •     Gunakan Varietas benih yang tahan, diantaranya varietas. Rotasi varietas penting untuk mengurangi serangan dari gangguan ketahanan tanamana tersebut Lakukan  pembajakan yang agak dalam atau sampai di bawah sisa tunggul tanaman  yang terinfeksi bisa terbalik tanahnya. Hal ini dimaksudkan  untuk mengurangi sumber penyakit serta  menghancurkan telur / embrio virus tersebut dan tempat atau sarang penetasan telur wereng hijau. Bajak sesegera mungkin  setelah panen apabila tanaman sebelumnya sudah terjangkit  penyakit tersebut.
  •     Cabut dan bersihkan tanaman yang sakit dari lahan atau bakar tanaman yang sudahHal ini perlu dilakukan kecuali apabila serangan tungro sudah menyeluruh scara hamparan meluas. Perlu diperhatikan juga bahwa bila serangan sudah cukup tinggi maka dimungkinkan ada beberapa tanaman yang terinfeksi tungro namun nampak kelihatan sehat, maka mencabut tanaman yang terinfeksi teersebut  dapat mengganggu kondisi wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi virus tungro tersebut.
  •      Gunakan Sistem / Pola Tanam benih langsung (Tabela), Sistem ini dipercaya mampu mengurangi perkembangbiakan infeksi virus tungro. Hal ini dikarenakan  TABELA jauh lebih tinggi populasi tanamannya dibandingkan sistem tanam pindah. Dan wereng cenderung mencari populasi dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya ( tanam pindah ).
  •      Upayakan menghindari waktu tanam padi saat populasi dari wereng hijau dan tungro tinggi.
  •      Lakukan tanam secara serempak, Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penyebaran tungro dari satu lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh yang relatif seragam.
  •      Pola Tanam, lakukan pola tanam yang ideal yaitu masa jeda untuk tanaman padi dan bisa digantikan tanaman polowijo, ataupun hortikultura, ini dimaksudkan untuk memutus siklus rantai pertumbuhan jenis hama maupun penyakit.
 E.Hawar Bakteri (HB-Bacterial blight)

Hawar Bakteri (HB) atau Hawar Daun Bakteri (HDB) salah satu penyakit yang dapat menginfeksi pada bibit dan tanaman yang sudah menjelang panen. Bila penyakit ini menyerang pada tanaman muda disebut kresek dan bila terjadi pada tanaman yang sudah mendekati masa panen disebut hawar daun. Tanaman yang terinfeksi penyakit ini akan  kehilangan sebagian  areal daun dan menghasilkan kwalitasa gabah yang lebih sedikit dan hampa atau mengurangi jumlah bobot gabah karena hampa tadi. Pada saat pembibitan, daun yang terinfeksi berubah warna yaitu hijau keabu-abuan yang menggulung dan mengering akhirnya mati.

 Cara pengendalian

  • Pilihlah  varietas benih yang tahan. Ini adalah salah satu cara yang paling efektif dalam mengendalikan penyakit hawar bakhteri. Kurangi penggunaan pupuk dengan unsur N ( Nitrogen ) yang berlebih.
  • Kurangi kerusakan pada bibit dari penyebaran penyakitInfeksi pada  bibit terjadi bisa  melalui luka dan kerusakan bagian tanaman. Penanganan pengendalian yang kurang baik serta  cuaca  angin kencang dan hujan dapat menyebabkan tanaman sakit. Penyebaran penyakit ini  melalui kontak langsung antara daun yang sehat dengan daun yang sakit melalui air dan angin.
  • Kurangi penyebaran penyakit dengan, penanganan saat tanam pindah, hindari kerusakan pada daun yang sehat karena memudahkan terkena infeksi, serta jaga kondisi drainase (pengairan yang berselang), jaga jarak tanam yang jangan terlalu rapat bisa diambil ukuran 25 x 25 cm / 30 x 30 cm
  • Kurangi jumlah inokulum, dengan cara pengeringan lahan sawah dan upayakan juga sawah bersih dari gulma atau rumput liar pengganggu tanaman, karena selain itu gulma juga bisa menjadi tempat pertumbuhan awal dari inokulum tadi.

No comments:

Post a Comment